Pages

Wednesday, 13 February 2013

tintaku 8 AMUKAN TEMBOK BESI

AMUKAN TEMBOK BESI

Malam kian merangkak tua
meninggalkan diri ini hina
tertawa pada usia yang berjela
uban kian memutih di kepala

Apakah kau tahu
hati ini tak pernah sunyi
seringkali mengalir titisan suci
dari mata yang kabur pandangannya
jauh melontar kenangan yang bukan derita

Aku tak perlukan teman
apakah berdirinya kau diluar untuk ku lawan
pernahkah kau cuba untuk menawan
diri ini yang tak keruan

Tembok besi ini menjadi saksi
jaring keluli itu membolos diri
aku terpencil berabad di sini
di manakah waris dan wali
bahgia berlalu hanya di lorong sepi

Kau tak mungkin mengerti
jemari mulus itu belum puas ku kucupi
tika manja dan rengeknya masih bersisa lagi
dengan angkuh kau menjulang sepasang gari
tertawa melihat sikecil yang longlai berdiri

Pernahkah kau cuba menyelami
betapa luruh naluri ibumu ini
suratan memisahkan kita sedari azali
perangkap kejam yang telah lama mengawasi
mencampakkan diri ini ke tirai besi

Agar maruahmu terus berdiri
tergamak kau lemparkan hamba ini
bebas amat kau berlari
lelaki durjana selayaknya suami
pasti NERAKA menjemputmu sebagai janji

Api marak tak pernah padam
membakar kenangan yang berbaur dendam
niat lama yang hanya ku genggam
pasti kubayar jutaan lenaku yang tak kenal malam


@innurmust@qim 9/4/2005 
12.30mlm selayang baru

hampir seminggu iklan yang ditayangkan ditv3 bagi segmen Majalah 3 telah menggetarkan mindaku agar jangan sesekali terlepas untuk menonton segmen ini...paparan minggu tersebut benar2 menyedarkan aku untuk bersedia dengan segala intipatinya yang bakal aku tinggalkan di helaian warkah ku sebagai 1 lagi puisi yang bakal ku lahirkan....

ternyata paparan selama 20 minit itu hampir2 menggugat naluri kewanitaanku dimana kisah kehidupan wanita yang menjadi penghuni sel/penjara di kajang sebenarnya menjadi mangsa prejudis seorang lelaki yang buta kasih sayang...amat pedih dan derita apabila di tembok besi itu juga mereka menghadapi kelahiran dari benih suci yang terpaksa memikul hukuman perbuatan insan yang amat celaka....

airmataku semakin mencurah curah apabila melihat detik2 perpisahan antara ibu dan anak dimana terpaksa di beri kepada keluarga lain sementara ibunya masih meneruskan "penginapan" di sel tersebut...mana mungkin hukuman yang sama di jatuhkan pada zuriat yang tak berdosa itu...amukan si kecil tika berpisah dari genggaman ibunya amat menyayat hati....sukar ku ungkapkan dengan kata2 lantas ku nukilkan sebuah coretan hati sebagai tatapan dan renungan saudara2 ku agar kisah yang dipaparkan dalam Majalah 3 menjadi iktibar dan ada sesuatu untuk kita fikirkan sebagai mesej kemanusiaan. Biarpun telah mengjangkau 7 tahun kisah tersebut namun luka dan parutnya tetap berbaki dan ku doakan semoga zuriat kecil itu memahami penderitaan yang ditanggung oleh ibunya dan sesekali tidak mempersoalkan mengapa dia ditinggalkan. Demi masa depan...si ibu sanggup berkorban segalanya....layarilah nukilan dari tintaku..AMUKAN TEMBOK BESI...

1 comments:

Abang Karu said...

Kesian budak2 tu......terpaksa berpisah dgn mak nya....