Telah ku adukan pada sang langit
Telah ku rajukkan pada sawah perit
Telah ku rayukan pada pohon nipah jerit
Telah ku sandarkan pada kiambang terik
Aku tidak rawan di kota amuk
Duniaku lumpur dan palitan selut
Mainanku berudu dan anak belut
Anganku pada pepohon padi pulut
Di batas itu aku melakar cinta
Di batas itu aku memakir janji
Ku bisikkan pada angin petang yang menari
Sejauh mana jiwaku terlantar
Berabad mana batinku tersasar
Berkurun mana ragaku tercalar
Pepohon nyiur telah lama bersabar
Penantian si condong itu bukan bubar
Aku mukimkan segalanya di sawah lumpur ini
Menyerah segala lautan takdir dan bukti
Menanti cintaku hadir untuk mengiringi
Jujur aku lelah dalam cinta yang terarah
Sumpah aku derita dalam kalungan nista
Janji kesumat yang hanya sia-sia
Merenggut usiaku yang terbiar tanpa daya
Siapa pun dikau yang tidak bernama
Andai di batas sawah itu kau hadir jelma
Atas suratan dan takdir dari penciptaa
Dengan lafaz BISMILLAH hijab terbuka
Sinar yang selama ini terpadam dek dendam purnama
Rajuk sang langit bakal bercahaya gelita.
~ilhamrasaanakdesa~
ainnurmustaqim150415
12.30pgselayang
**kredit gambar dari sahabatkarya Karukord Jagaus
terimakasih daun keladi kerana gambar ini mencetuskan ku ispirasi**
RESIPI KEK PAUN OREN
10 months ago
0 comments:
Post a Comment