Pages

Wednesday, 18 November 2015

TINTAKU 52... CEMAR SEBUAH LAKARAN TAKDIR

CEMAR SEBUAH LAKARAN TAKDIR
Di atas lembaran putih itu
berteman kalam warna luna
aku melakar impian maya
dengan serakan warna warna cinta
aku dirikan sebuah istana
di tengahnya taman inderaloka
haruman dari kasturi, kemboja dan kenanga
turut menyimpul senyum simawar desa
kesuciannya amat tulus terpelihara
Di atas lembaran putih itu
masih berteman kalam warna luna
aku melakar takdir khayalan
dengan percikan warna warna pelangi
aku iringi rerama dan sang lebah menari
aku bisikkan pepatung dan kekunang menyanyi
aku hamparkan permaidani sutera yang mewangi
agar alam ini menyaksi
aku melakar takdir agar kau dan aku bersemi
KINI..
Lakaran takdirku terhapus dek kejamnya dunia
satu persatu kalam lunaku meronta
serakan pelangi itu telah pudar sirnanya
tika hujan yang turun membasahi
adalah hujan darah yang menambah nanah
ada kuasa yang tegar menjual kedaulatan
tanpa izin menjual kehormatan
tanpa zahir batin menjual maruah keturunan
Membeli segeluk keangkuhan
dari pewaris kesombongan
yang maharnya adalah kecurangan
Lalu apa bisa aku melakar lagi
takdirku kini bersulam cemar dan lahar
duhai rerama dan sang lebah
iringi pepatung dan kekunang ke lembah
damailah tanpa ada bisikan berbalah
izinkan aku berjuang tanpa kalah
akan kulakar agar takdir ini bisa tabah
bersama alam menuntut maruah.
@innurmust@qim111615
1030mlmselayang