SEDETIK NYAWA SECEBIS HARAPAN
Dengan megah kau membelah
Jaluran awan mega yang berarak cerah
Menyapa puing angin rancak menerjah
Sayapmu mengilai di birai mentari senja merah
Merentasi lautan biru kau pasrah
Menyonsong benih benih cinta
Antara bumi dan langit pancaindera
Mencecah cakerawala demi satu ikatan perjalanan
Satu pengharapan ke destinasi impian
Apakah karma ini bisa menghukum pantas
Tanpa suara tanpa kerlipan tanpa getaran
hilang di telan pekat malam
tika makhluk lena beradu kelam
Ada kuasa menjemput binasa seluruh jiwa
Meraih deraian airmata insan lara yang menanti setia
Dosa apakah yang bisa ku bilas
Antara jijik laku manusia
Apa aku lupa maha kuasa Pencipta yang tidak berganjak
Walau sesaat zarah bermula
Jeritan mereka seakan hilang
Tika nyawa di hujung derita
Tika maut di ambang murka
Hanya lambaian di anak mata
Tinggal kekasih tinggal saudara
Menyerah takdir pada Yang Esa
Segugus harapan masih bertaut
Sekalung doa yang diutus lembut
Harapan agar nyawa janganlah maut
Terasa ada dakapan yang masih bersalut
Ku takkan mungkir pada janji dan setia yang berturut
Pulanglah kepangkuan andai ada ingatan
Penantian ini tak mungkin bersisa di deretan
Biar bermusim bertahun kemarau panjang di jalanan
Biar beruban rambut di mamah masa berzaman
MH370....
Mengheret kasih dan cintaku di lorong bisu
Andai berdarah hujan emas mencurah laju
Andai bernanah hujan batu mencurah salju
namun....
Penantian ini sekali tidak ku noktahkan beribu
Biar bersisa usia ku
Aku tetap menanti di cermin rindu
salam kasih berbaur rindu
@innurmustaqim
13/3/14 3.30ptg
hakciptaterpelihara